Jumat, 09 Desember 2011

Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram

BUDIDAYA JAMUR TIRAM

                   I.            TUJUAN:
·         Mengenal spesies jamur yang bermanfaat dalam kehidupan sehari hari
·         Mempelajari cara-cara membudidayakan jamur yang bermanfaat

                II.            DASAR TEORI
Budidaya jamur merupakan salah satu usaha peningkatan ekonomi dan pangan yang sangat marak berkembang di masyarakat belakangan ini, bisnis dari budidaya jamur memang menjanjikan hasil yang lumayan saat ini, maka dari itu banyak masyarakat yang turut serta dalam usaha budidaya jamur ini. Selain mudah dalam proses pengerjaannya, budidaya jamur tidak membutuhkan modal yang terlalu besar sehingga sangat tepat diterapkan pada masyarakat yang taraf ekonominya sedang ataupun rendah.
Jamur memiliki manfaat yang beragam dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai bahan pangan maupun sebagai bahan pembuatan obat yang dapat berbagai macam penyakit kronis. Sebagai bahan pangan, jamur tiram dapat dikonsumsi sebagai campuran sayur sop, jamur krispi maupun keripik jamur. Banyak restoran berkelas yang mengandalkan hidangan utamanya adalah berbahan dasar dari jamur, dan bisa dikonsumsi juga sebagai bahan pengobatan.
Jamur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, protein nabati yang tidak mengandung kolesterol dapat digunakan sebagai obat pencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan serangan jantung, serta dapat mencegah penyakit diabetes dan mengurangi berat badan atau obesitas. Kandungan asam folat yang tinggi dapat menyembuhkan penyakit anemia dan obat anti tumor, juga dapat digunakan untuk mencegah dan menanggulangi kekurangan gizi dan pengobatan kekurangan zat besi.
Dengan banyaknya manfaat tersebut, maka tidak salah jika pada jurusan Tadris Biologi IAIN Walisongo Semarang mencoba mempraktekkan sebagai bentuk realisasi mata kuliah bioteknologi. Dengan adanya praktek lapangan seperti ini, diharapkan mahasiswa dapat berlatih untuk membudidayakan jamur yang bermanfaat dalam kehidupan manusia yang nyata dan nantinya dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Salah satu praktikum dari budidaya jamur adalah budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang juga memiliki banyak manfaat.tahap yang diperlukan untuk budidaya jamur yaitu tahap pencampuran bahan, tahap pembuatan log, tahap sterilisasi log, tahap inokulasi bibit jamur ke dalam log, tahap inkubasi log, dan pengamatan pertumbuhan miselium serta tahap penanaman log.

             III.            ALAT DAN BAHAN
a.      Alat:
1)      Alat yang digunakan untuk sterilisasi diantaranya adalah drum steam, kompor minyak, thermometer.
2)      Alat yang digunakan untuk fermentasi adalah sekop, plastik terpal, corong, ember, timbangan, dan pengayak.
3)      Alat yang digunakan dalam pembuatan log adalah plastik log (polipropilen), cincin jamur, karet gelang, plastik penutup, kapas, ember, dan kertas.
4)      Alat yang digunakan dalam inokulasi adalah tongkat inokulasi, ember/ baskom.
5)      Alat yang digunakan dalam perawatan jamur adalah penyemprot air uap.
b.      Bahan:
Bahan utama dalam praktikum ini adalah bibit Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dan serbuk gergaji. Bibit Jamur Tiram Putih diperoleh dari hasil pembibitan budidaya jamur di daerah dukuh Sembung, Bekonang.
a.       Bahan utama yang digunakan adalah Bibit Jamur Tiram Putih
b.      Bahan yang digunakan untuk media antara lain serbuk gergaji kayu sengon, bekatul, kalsit, pupuk kandang sapi, dan air.
c.       Bahan yang digunakan untuk sterilisasi adalah alkohol dan air.




             IV.            CARA KERJA
a.       Tahap Pencampuran Jamur
1)      Meletakkan bahan pada tempat yang datar dan kering
2)      Mencampur komposisi bahan dengan perbandingan:
*      Serbuk gergaji: 100 kg
*      Bekatul: 10 kg
*      Batu kapur: 4 kg
*      Air: 7 ember (70 liter)
3)      Meratakan komposisi bahan tersebut hingga homogen dan tidak menggumpal
4)      Mengecek kelembaban adukan bahan, apabila sudah lembab dihentikan
b.      Tahap Pembuatan Log
*      Menyiapkan alat dan bahan
*      Memasukkan komposisi bahan adukan  ke dalam plastik log sampai penuh dan rata (usahakan jangan ada rongga/ruang kosong)
*      Menambahkan pupuk kandang sapi sesuai perlakuan
*      Memasukkan cincin jamur pada ujung plastik
*      Mengikat ujung plastik pada cincin jamur dengan karet gelang
*      Menyumbat cincin jamur dengan kapas secukupnya
*      Menutup cincin jamur yang sudah disumbat dengan kapas menggunakan kertas dan mengikatnya dengan karet gelang
c.       Tahap Sterilisasi Log
*      Memasukkan log pada drum steam
*      Mensterilisasi log pada suhu 1140C konstan selama 4-5 jam diatas kompor.
*      Mendinginkan log pada tempat yang steril
d.      Tahapan Inokulasi Bibit Jamur Ke dalam Log dan Pengamatan Miselium
*      Mensterilkan telapak tangan dengan menggunakan alkohol 70%
*      Membuka plastik/kertas yang menutup cincin jamur pada log
*      Membuka sumbatan kapas pada cincin jamur
*      Mengeluarkan 3 sendok makan media dalam log dengan tingkat inokulasi dan selanjutnya menamping sisa media tersebut dalam ember
*      Menginokulasikan bibit jamur tiram putih kurang lebih 3 sendok makan ke dalam log menggunakan tongkat inokulasi
*      Menutup kembali cincin log dengan kapas
*      Menginkubasikan log ke dalam ruang pembibitan
*      Mengamati pertumbuhan miselium jamur dalam log

                V.            HASIL PENGAMATAN


 








































Cara pembuatannya:






2.  Pencampuran Bahan

 

1.      Persiapan tempat dan pemilihan bahan untuk media tanam

 

 







 


4.  Fermentasi
 










3.  Pembuatan Log/loging
 



6.  Inokulasi
 


5.  Sterilisasi
 

 



 






 



8.  Permanen dan Penanganan     Pasca Panen

 
 










7.  Inkubasi/Penumbuhan Miselium

 
 




             VI.            PEMBAHASAN
Dari praktikum yang sudah dilakukan tersebut dapat di jelaskan bahwa jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, selain jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain.
Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Dalam budidaya jamur tiram dapat digunakan substrat, seperti kompos serbuk gergaji kayu, ampas tebu atau sekam. Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan persyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber bibit. Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 26-30°C.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) mulai dibudidayakan pada tahun 1900. Budidaya jamur ini tergolong sederhana. Jamur tiram biasanya dipeliharan dengan media tanam serbuk gergaji steril yang dikemas dalam kantung plastik. Hal penting yang harus dipenuhi adalah menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Hal lain yang penting adalah menjaga lingkungan pertumbuhan jamur tiram terbebas dari mikroba atau tumbuhan pengganggu lainnya. Tidak jarang pembudidaya jamur tiram mendapati baglog (kantong untuk media jamur tiram) ditumbuhi tumbuhan lain selain jamur tiram, hal ini disebabkan proses sterilisasi yang kurang baik dan lingkungan yang tidak kondusif.
Dalam proses pembudidayaan, syarat tumbuh jamur tiram yang baik antara lain:
a.       Air
Kandungan air dalam substrat berkisar antara 60-65%. Apabila kondisi kering maka pertumbuhan  jamur akan terganggu atau terhenti, begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati.
b.      Suhu
Suhu inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium dipertahankan antara 60-70%. Suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16-22º C.
c.       Kelembaban
Kelembaban udara selama masa pertumbuhan miselium 60-70%. Kelembaban udara Pada pertumbuhan badan buah 80-90%.
d.      Cahaya
Pertumbuhan jamur tiram sangat peka terhadap cahaya secara langsung. Cahaya tidak langsung (cahaya pantul biasa ± 50-15000 lux) bermanfaat dalam perangsangan awal terbentuknya tubuh buah. Intentisitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sekitar 200 lux (10%). Sedangkan pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya.
e.       Aerasi
Dua komponen penting dalam udara yang berpengaruh pada pertumbuhan jamur yaitu Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2). Oksigen merupakan unsure penting dalam respirasi sel. Sumber energi dalam sel dioksidasi menjadi karbondioksida. Konsentrasi Karbon Dioksida (CO2) yang terlalu banyak dalam kumbung menyebabkan pertumbuhan jamur tidak normal. Didalam kumbung jamur konsentrasi CO2 tidak boleh lebih dari 0,02%.
f.       Tingkat Keasaman (pH)
Tingkat keasaman media tanam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi penyerapan air dan hara, bahkan kemungkinan akan tumbuh jamur yang lain yang akan menganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. pH optimum pada media tanam berkisar 6-7.
Praktikum ini dilakukan dengan cara membuat 2 buah baglog untuk menumbuhakn jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan dari 2 baglog yang dibuat, hanya 1 yang tumbuh miselium dan itupun hanya tumbuh sedikit pada bagian bawah cincin log sampai minggu ke-5. Sedangkan yang lain, tidak tumbuh miselium dan baglog berwarna hitam sehingga ada indikasi kontaminasi. Kegagalan pada praktikum yang telah kami lakukan disebabkan oleh berbagai macam faktor antara lain:
a.       Faktor dari serbuk kayu yang digunakan
b.      Faktor pH
c.       Faktor air
d.      Faktor campuran yang kurang baik
e.       Faktor sterilisasi
f.       Faktor kesalahan dalam inokulasi
g.      Faktor bibit jamur yang kurang baik
h.      Komposisi bibit
i.        Faktor kebersihan ruang inkubasi
Tetapi dalam praktikum yang telah kita lakukan tidak mengalami kegagalan semua tetapi ada sebagian jamur yang bisa tumbuh  dengan baik. 

          VII.            KESIMPULAN
    1. Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya.
    2. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
    3. Tahap pembuatan baglog dapat dilakukan dengan cara tahap pencampuran bahan, tahap pembuatan log, tahap sterilisasi log dan tahap inokulasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar